Tak Selamanya kita Akan Bersama


Hari ini kita bisa ketawa, bercanda, menangis bersama sama,
bahkan dalam suka dan duka kita pun selalu menjalaninya dengan bersama-sama pula,
disaat kita membutuhkan kasih sayang dari seorang teman
maka kita akan selalu siap untuk menyayangi dan memperhatikannya,,
Namun kita jarang menyadari bahwa seiring berjalannya waktu
kita akan semakin dekat pada perpisahan yang segera tiba,
lantaran kita akan pulang pada tempt dimana kita lahir,
disana (ditempat kita lahir), kita telah ditunggu kehadirannya,
atau mungkin dengan waktu yang dekat
kita akan mempunyai tamu yang namanya Izroil yang akan membawa roh kita,
kita tak pernah tahu kapan kita akan berpisah,
sementara dalam hidupku belum bisa terjauh dari kalian,
belum ada pengganti kalian dalam setiap hari-hari dan waktuku,,,
teman2ku siapkah kita saling kehilangan kebersamaan kita yang sudah lama kita jalani…???
»»  Baca Selengkapnya...

Metode Pembelajaran (Metode Komunikatif)

METODE KOMUNIKATIF (AT-THARI:QAH AL-ITTISHA:LIYAH)

Latar belakang

Munculnya metode komunikatif disebabkan adanya ketidak puasan dari para praktisi dan ahli terhadap metode audiolingual, dikarenakan para pelajar setelah belajar beberapa tahun, tetap belum lancar berkomunikasi dalam bahasa target. Sedangkan para ahli linguistik mengecam metode audiolongual dari segi landasan teorisnya (teori tata bahasa strukturalisme dan teori jiwa behaviorisme).

Noam Chomsky dalam Effendy mengecam linguistik struktural disebabkan (1) linguistik struktural tidak mampu menunjukkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan makna, (2) linguistik struktural tidak mampu menunjukkan hububungan antar kalimat, (3) linguistik struktural hanya menyentuh struktur luar, dan (4) kalimat-kalimat yang pola struktur luarnya sama, bisa mempunyai makna yang berbeda.


Kritikan Noam Chomsky juga ditujukan kepada penggunaan teori behaviorisme untuk pengajaran bahasa. Noam Chomsky berpendapat bahwa kemampuan berbahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor eksternal, melainkan juga faktor internal. Setiap manusia memiliki kemampuan belajar bahasa yang di bawa sejak lahir (innate ability). Kemampuan bawaan ini disebut alat pemerolehan bahasa (language acquation device (LAD) / جهاز اكتساب اللغة). Noam Chomsky mempersoalkan relevansi dari aktifitas penirua, pengulangan, rangsangan, dan penguatan, yang menjadi fokus perhatian behaveorisme.

Asumsi
Metode komunikatif didasarka atas asumsi bahwa setiap manusia memiliki kemapuan bawaan yang disebut dengan alat pemerolehan bahasa (language acquation device). Oleh karena itu kemampuan berbahasa bersifat kreatif dan lebih ditentukan faktor internal. Asumsi berikutnya ialah bahwa penggunaan bahasa tidak hanya terdiri atas empat keterampilan berbahasa (menyimak. berbicara, membaca, dan menulis), tapi mencakup beberapa kemampuan dalam kerangkah komunikatif yang sesuai dengan peran dari partisipan, situasi dan tujuan interaksi. Asumsi yang lain ialah bahwa belajar bahasa berangkat dari kebutuhan dari minat pelajar. Oleh karena itu analisis kebutuhan merupakan landasan dalam pengembangan materi pelajaran.

Karakteristik
Ucapan komunikatif selalu melekat pada berbagai hubungan dengan dunia. Tindakan komunikatif bersandar pada proses kooperatif interpretasi tempat partisipan berhubungan bersamaan dengan sesuatu di dunia objektif, sosial, dan subjektif. Pembicara dan pendengar menggunakan sistem acuan ketiga dunia tersebut sebagai kerangka kerja interpretatif tempat mereka memahami definisi situasi bersama.
Mereka tidak secara langsung mengaitkan diri dengan sesuatu di dunia namun merelatifkan ucapan mereka berdasarkan kesempatan aktor lain untuk menguji validitas ucapan tersebut. Kesepahaman terjadi ketika ada pengakuan intersubjektif atas klaim validitas yang dikemukan pembicara. Konsensus tidak akan tercipta manakal pendengar menerima kebenaran pernyataan namun pada saat yang sama juga meragukan kejujuran pembicara atau kesesuaian ucapannya dengan norma.

Dalam Effendy 2005:55, disebutkan beberapa karakter diantaranya: (1) tuj uan pengajaran ialah mengembangkan potensi pelajar berkomunikasi dengan bahasa target dalam konteks komunikatif yang sesungguhnya atau dalam situasi kehidupan yang nyata. Tujuan PK tidak ditekankan pada pengasaan gramatika atau kemapuan membuat kalimat gramatika, melainkan pada kemampuan memproduk ujaranyang usai dengan konteks, (2) salah satu konsep yang mendasar dari PK adalah kebermaknaan dari setiap bentuk bahasa yang dipelajari dan keterkaitan bentuk, ragam, dan makna bahasa dengan situasi dan konteks berbahasa itu, (3) dalam proses belajar-mengajar, siswa bertindak sebagai komunikator yang berperan aktif dalam aktifitas komunikatif yang sesungguhnya. Sedangkan pengajar memprakarsai dan merancang berbagai pola interaksi antar siswa, dan berperan sebagai fasilitator, (4) aktivitas dalam kelas diwarnai secara nyata dan dominan oleh kegiatan-kegiatan komunikatif, bukan dril-dril manipulatif dan peniruan-peniruan tanpa makna, (5) materi yang disajikan bervariasi, tidak hanya mengandalkan buku teks, tapi lebih ditekankan pada bahan-bahan otentik, (6) meminimalkan penggunaan bahasa ibu dalam kelas, (7) menoleransi kesilapan siswa untuk mendorong keberanian siswa berkomunikasi, (8) evaluasi dalam PK ditekankan pada kemampuan menggunakan bahasa dalam kehidupan nyata, bukan pada penguasaan struktur bahasa atau gramatika.

Pengertian Kompetensi Komunikatif (KK)
a.Pengertian KK
Menurut Istilah communicative competence pertama kali digunakan pada awal tahun70-an oleh Dell Hymes sebagai tanggapan terhadap istilah language competence dari Chomsky. Chomsky membedakan antara kompetensi dan performasi. Kompetensi berhubungan dengan penguasaan dengan struktur dalam yang bersifat edial, sedangkan performasi adalah realisasi dari kompetensi dalam bentuk ujaran yang bersifat praktis. Hymes menolak pandangan Chomsky bahwa kompetensi, dalam arti penguasaan gramatika, merupakan refleksi dari kemampuan berbahasa. Seseorang yang hanya menguasai struktur atau pola-pola kalimat yang terlepas dari konteks belum bisa disebut sebagai orang yang mampu berbahasa. Kemampuan berbahasa yang sebenarnya haruslah mencakup penguasaan kaidah-kaidah gramatika sekaligus penguasaan norma-norma sosial yang terkait dengan penggunaan bahasa. Secara ringkas Hymes (1972), menyebut empat faktor yang membangun dan menjadi ciri penanda KK, yaitu kegramatikalan, keberterimaan, ketepatan, dan keterlaksanaan.
Brown (1987) memaknai kompetensi komunikatif sebagai “kompetensi yang memungkinkan seseorang untuk meneruskan pesan, menafsirkannya, dan memberinya makna dalam interaksi antar individu dalam konteks yang spesifik”. Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan memiliki kompetensi komunikatif hanya apabila ia dapat menggunakan bahasa dengan ragam yang tepat menurut situasi dan hubungan pembicara-pendengar.

b.Karakteristik KK
Savignon (1983) menyebutkan lima karakteristik KK yang diringkaskan sebagai berikut (1) KK bersifat dinamis, (2) KK berlaku untuk bahasa lisan, bahasa tulis dan berbagai sistem simbul lainnya (3) KK bersifat kontekstual (4) berkaitan dengan teori yang membedakan antara kompetensi dan performansi (5) KK bersifat relative, tidak absolute, dan tergantung kepada kerjasama diantara partisipan yang terlibat.

c.Komponen KK menurut Michael canal
menurut Michael canal, KK mencakup empat rana pengetahuan dan keterampilan, yaitu kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, kewacanaan, dan strategis.

Kompetensi gramatikali
Kompetensi gramatikal (KG) adalah penguasaan kaidah kebahasaan, baik verbal maupun non verbal. Seperti mufrodat, tashrif, struktur kalimat, pelafalan, dan sebagainya(huda, 1999).
Menurut sauvignon (1983), KG adalah kemampuan mengenali fitur-fitur leksikal, morfologis, sintaksis, dan fonologis, serta menggunakannya dalam pembebtukan kata dan kalimat.

Kompetensi sosiolinguistik
Kompetensi sosiolinguistik (KSL) adalah penguasaan aturan penggunaan bahasa dalam konteks sosio-kultural. Untuk itu memerlukan pemahaman terhadap faktor-faktor tertentu, misalnya peran dan status partisipan,tujuan dan fungsi interaksi, dan sebagainya.

Berbeda dengan kaidah gramatikal yang telah tersusun secara mantap, kaidah penggunaan bahasa dalam konteks sosio-kultural belum diformulasikan secara memadahi. Para penutur asli kemungkinan telah memiliki kepekaan terhadap kaidah-kaidah tersebut, tapi tidak demikian halnya dengan para pelajar asing.

Kompetensi wacana
Kompetensi wacana (KW) adalah kemampuan untuk menafsirkan rangkaian kalimat atau ungkapan dalam rangka membangu keutuhan makna dan keterpaduan teks ssesuai dengan konteksnya (sauvignon 1983). Dari sisi lain, huda (1999) menjelaskan bahwa KW menyangkut ppenguasaan cara-cara menggabungkan betuk gramatikal dan makna untuk menghasilkan ungkapan.

Kompetensi strategis
Kompetensi strategis (KS) adalah kemampuan menguasai strategi komunikasi verbal dan non verbal untuk keperluan (a) mengatasi kemacetan komunikasi yang terjadi karena kondisi tertentu, dan (b) meningkatakan efektifitas komunikasi (huda 1999 ). Strategi paraphrase, misalnya dapoat digunakan untuk mengatasi kesulitan mengenai keterbatasan kosa kata.strategi memperlambat atau mempoerlunak ujaran bisa digunakan untuk memberikan efek retoris.

d.KK Versi Thu’aimah dan Al-‘Arabiyah Baina Yadaik
Thu’aimah (1986) dan Abdurrahman Ibrahim Al-Fauzan dan kawan-kawan (2003) dalam Pengantar buku Al-‘Arabiyah Baina Yadaik merumuskan tujuan buku tersebut adalah agar para pembelajar memiliki kompetensi kebahasaan, kompetensi komunikatif, dan kompetensi kebudayaan, dengan rincian sebagai berikut:

Kompetensi Kebahasaan
Kompetensi kebahasaan mencakup dua hal, (a) Kemahiran berbahasa yang terdiri atas kemahiran-kemahiran (1) al-Istima:’ (2) al-Kala:m, (3) al-Qira:’ah (4) al-Kita:bah; dan (b) Penguasaan unsure-unsur bahasa yng terdiri atas (1) al-Ashwa:t, (2) al-Mufrada:t, dan (3) al-Tara:kib al-Nahwiyah.

Kopetensi komunikatif
Kopetensi komunikatif adalah kemampuann berkomunikasi dalam konteks sosial yang berterima, yang memungkin belajar mampu berinteraksi dengan penutur asli secara tulisan dan tulisan, dan mampu mengekspresikan secara layak dalam berbagai posisi kemasyarakatan

Kopetensikebudayaan
Adalah memahaman terhadap budaya bahasa dalm berbagai seginya, dalam ha ini adalah budaya arab dan islam, disamping pola-pola budaya universal yang tidak bertentangan dengan islam.

Penerapan Metode Komunikatif
Pada penerapan ini lebih condong kepada penyajian dalam menyusunan silabus, pemilihan dan pengembangan bahan ajar serta pengembangan strategi belajar mengajar. Yang disebut silabus disini adalah garis-garis besar program pengajaran atau GBPP yang dalam sistem pendidikan kita bersifat nasional dan penyusunannya dilakukan oleh balitbang departemen pendidikan nasional dan departemen agama.

Silabus
Seperti yang disinggung diatas bahwa silabus adalah garis-garis besar program pengajaran atau GBPP yang dalam sistem pendidikan kita bersifat nasional dan penyusunannya dilakukan oleh balitbang departemen pendidikan nasional dan departemen agama

Macam-macam silabus
Macam-mcamnya adalah (1) silabus struktural yaitu silabus yang menata muatan materi bahasa berdasarkan nahwu, (2) silabus semantik yaitu menargetkan kemampuan memerolahan berbahasa, ini lebih rumit dari silabus structural,
Silabus simantik untuk pendekatan komunikatif dibagi beberapa macam (a) silabus komunikatif tingkat ambang yaitu tingkatan kketerampilan berbahasa, (b) silabus bahasa inggris yaitu meliputi tuju komponen: structures, reading,vocabulary,writing, pronunciation, dan spelling, (c) silabus bahasa arab, menggunakan model ragam fleksibel yang diorientasikann kepada kompetensi komunikatif. (d) silabus alternatif nuril huda (variable focus design) dimana struktur, nosi, fungsi, dan situasi secara berimbangdan pergantian menjadi basis pengembangan.

Beberapa tips pengajaran komunikatif meliputi:
1.Panggilah peserta dengan nama dan dorong setiap peserta melakukan hal sama.
2.Motivasi peserta agar lebih aktif belajar- menggunakan prinsip reward dan cost
3.Jangan tunjukkan Anda mempunyai peserta favorit (anak mas) dikelas.
4.Rencanakan dengan jelas apa yang akan Anda lakukan untuk setiap tahapan pengajaran. Jangan terlalu kaku, sesuaikan dengan penerimaan peserta dan kondisi pengajaran.
5.Uraikan objektif pelajaran di awal pelatihan dan evaluasi pencapaiannya di akhir.
6.Aktifkan semua peserta selama pembelajaran bukan hanya beberapa peserta saja.
7.Kembangkan kesempatan peserta bicara dan mendengar, bukan semata hanya komunikasi antara Anda dengan mereka.
8.Uraikan apa yang Anda maksud, dan maksudkan apa yang Anda uraikan.
9.Lakukanlah apa yang Anda utarakan akan Anda laksanakan. Jika Anda pelupa tulislah janji Anda di notebook yang dapat mengingatkan Anda kelak.
10.Harus konsisten dalam menangani semua peserta. Contoh: kalau Anda telah menerapkan perilaku khusus, peraturan, maka patuhilah dengan seksama

DAFTAR RUJUKAN
Effendy, A.Fuad. 2005. Metodelogi Pengajaran Bahasa Arab. Malang. Misykat
Zaenuddin, radliyah. 2005. Metologi & Strategi Alternatif . Cirebon. Seain Cirebon
http://grelovejogja.wordpress.com. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.
Sudjana, nana.2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algensindo
»»  Baca Selengkapnya...

Pertanyaan tentang tulang rusuk

Pertanyaan:

Katanya seorang istri itu diciptakan dari tulang rusuk suaminya…??? Apa itu benar..??
Dan jika ada seorang laki-laki mempunyai istri lebih dari satu, bagaimana hubungan dari tulang rusuk itu (apa tulang rusuknya itu lebih dari satu juga)..??
terima ksih
wassalam

Jawaban dari Ustadz Ahmad Syafaat:

Menurut pakar hadist terkemuka di Indonesia, Prof. KH. Ali Mustafa Ya’kub MA, paling tidak ada 3 point penting dalam memahami dan menelaah hadist-hadist yang berkaitan dengan “tulang rusuk” dan kata ‘khalaqa minha zaujaha’ dalam Surat An Nisaa :
1. Pada kitab shahih Imam Bukhori dan Muslim tidak disebutkan dalam hadist bahwa ‘tulang rusuk’ tersebut adalah tulang rusuk Adam a.s, hanya disebutkan dari ‘tulang rusuk’.
2. Hadist tentang wanita dan tulang rusuk tidak hanya terdapat 1 versi saja, akan tetapi ada beberapa versi, pertama disebutkan bahwa wanita di ciptakan dari tulang rusuk, tulang rusuk itu yang ujungnya melengkung (bengkok) dan apabila diluruskan (dengan tidak hati2) maka akan patah, maka berwasiatlah yang baik kepada wanita. Kedua, dengan redaksi yang hampir sama, tetapi disebutkan bahwa wanita diciptakan sifatnya seperti tulang rusuk, melengkung (bengkok) dan apabila diluruskan mudah patah, artinya wanita mempunyai sifat yang cenderung bengkok seperti tulang rusuk, maka butuh bimbingan yang baik dan perlahan agar tidak patah, ‘patah’ menurut sebagian ulama ialah cerai.
3.Bahwa dalam memahami hadist tidak dibenarkan jika berdasarkan satu riwayat atau satu versi saja, karena memang terdapat perbedaan penyampaian redaksi hadist dari para sahabat Nabi kepada murid-muridnya yang disebut tabi’in, karena tidak seperti al-Qur’an yang harus disampaikan dengan redaksi yang mutlak sama, hadist bisa disampaikan dengan redaksi yang berbeda. Yang baik dalam memahami hadist adalah melihat semua hadist yang ada lalu mengambil kesimpulan. Sama halnya dengan al-Qur’an yang ayat satu sama lain saling menjelaskan begitu pula dengan hadist.

Maka pada hadist-hadist seputar ‘wanita dan tulang rusuk’, pemahaman yang benar adalah bahwa wanita diciptakan atau tercipta seperti halnya tulang rusuk, tulang rusuk itu bengkok ujungnya, jika diluruskan akan mudah patah, maka harus jadi perhatian seorang Ayah dan Suami bahwa dalam mendidik anak perempuan dan istrinya dibutuhkan ke-‘arifan dan kesabaran yang lebih, begitu juga bagi seorang anak dan istri harus meredam sifat egois karena kecantikan, harta dan pengetahuan yang mungkin lebih dari suaminya.

Dapat juga dipahami bahwa Rasulullah hanya menyebutkan karakteristik tulang rusuk yang bengkok dan mudah patah, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa tulang rusuk memiliki karakteristik lainnya, contoh melindungi organ-organ penting yang berada dalam tulang rusuk tersebut. Begitu juga dengan wanita, wanita juga berperan melindungi organ-organ penting dalam rumah tangga yaitu melindungi hal-hal yang sangat strategis dalam melindungi generasinya dari kebobrokan moral.

Jadi, bila ditanyakan: bgmn dg laki2 yg punya istri lbh dari satu, maka jawabannya jelas bahwa hadis yg sering disebutkan itu tdk bertentangan fenomena itu. Sebaliknya jika dimaknai seperti pertanyaan anda bahwa seorang istri itu diciptakan dari tulang rusuk suaminya, maka jelas bertentangan. Wallahu a’lam
»»  Baca Selengkapnya...

Rinduku padamu


jika angin malam bisa menyampaikan serta melantunkan nada yang aku rasa, maka kau akan menangis merindukannku,

jika mata seorang hamba bisa menembus jagad raya, maka engkau akan menangis menegurku karena melihatku tidak menjalankan perintah Tuhan sepenuhnya...

ibuku tersanyang, biarlah jarak dan waktu memisahkan kita untuk saling menatap dan bersama-sama menjalani hidup ini, namun hati kita tetap menyatu dan takkan pernah berpisah,,,

Ya Rob, berilah kebahagiaan bagi kami dan kbulkan permintaan kami, Amin,,,,,,,,,,


»»  Baca Selengkapnya...

LKMO 2009


Sebagai mahasiswa hendaknya aktif dalam kegiatan-kegiatan diluar kampus kerena selain ilmu yang didapat dari lingkup (ruang kelas) mahasiswa juga membutuhkan pengalaman-pengalaman dan ilmu lain yang tidak dipelajari didalam kampus sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut HMJ Sastra Arab Fak. Sastra Universitas Negeri Malang menyelenggarakan kegiatan yang membekali Mahasiswa dengan hal-hal yang mahasiswa butuhkan kelak.

»»  Baca Selengkapnya...

Awas!!!!

Masa muda cepat berakhir, mari kita optimalkan sisa waktu dengan terus belajar dan berkarya.
Masa muda tidak akan berulang untuk kedua kali.
Jangan sampai jembatan emas tersebut keropos dan ambruk sebelum cita-cita tergapai. Sukses adalah hak kita semua, jgn pernah disia-siakan

»»  Baca Selengkapnya...

Postingan Populer

 
 
 
Blue Wings - Handwriting
 
Copyright © GAPURA NEWS