Kedudukan Bahasa Arab

Bahasa Arab yang merupakan bahasa yang kaya dengan keindahan bahasanya bisa dipertahankan apabila kita semua mau mempelajari, memahami dan mendalami bahasa Arab seutuhnya.

Kedudukan bahasa arab ada tiga:

1. Bahasa komunikasi
Bahasa arab sebagai alat komunikasi sehari-hari bagi penduduk di negara-negara arab (bahasa arab sebagai bahasa ibu), dan tidak hanya digunakan oleh orang muslim saja melainkan juga digunakan oleh non-muslim, artinya bahasa arab sebagai bahasa kesatuan bagi Negara-negara arab.

2. Bahasa Agama

Diriwayatkan oleh umar ibnu khattab :

اَحْرِصُوْا عَلَى تَعَلُّمِ الّلغَةِ العربيَةِ فإِنّهُ جُزْءٌ مِن دِينِكمْ *عمر ابن خطاب

“bersemangatlah dalam mempelajari bahasa arab, karena sesungguhnya bahasa arab adalah sebagian dari agamamu”. Umat islam mempunyai pedoman sebagai pedoman hidup yang berbahasa arab yaitu Al-Qur’an, Al-Hadits dan Kitab-kitab lainnya.

3. Bahasa komunikasi international

Bahasa arab tidak hanya sebagai alat komunikasi di negara-negara arab dan tidak hanya sebagai bahasa agama bagi umat islam, namun juga sebagai alat komunikasi internatioal yang diresmikan oleh PBB no.3190-D28 dalam sidang umum no. 2206-desember 1973,

Oleh karena itu bahasa arab sebagai alat komunikasi dan penghubung dalam pergaulan manusia dengan bangsa tertentu (antar negara)
»»  Baca Selengkapnya...

Pengumpulan dan penertiban Al-Qur'an

Para ulama’ mengartikan bahwa arti dari Jam’ul Qur’an salah satu dari dua yaitu (1) Menjaganya artinya menghafal dalam hati, (2) membukukan dan menertipkan ayat-ayat dan susunan rah-surahnya.
A. Pengumpulan Al-Qur’an Dalam Arti Menghafal Pada Masa Nabi
Pada masa nabi tentunya beliaulah yang utamanya menghafal Al-Qur’an, beliau adalah seorang yang pandai, hafidz dan memberikan contoh yang paling baik dalam menghafalnya. Al-Qur’an diturunkan selama dua puluh tahun lebih dan setiap Al-Qur’an turun beliau menghafalnya.
Kemudian, dalam kitab Shaheh Bukhuri adanya tujuh hafidz yaitu Abdullah bin Mas’ud, Salim bin Ma’qal bekas budak Abu Huzaifah, Mu’az bin Jabal, Ubai bin Ka’b, Zaid bin Zabid, Abu Zaid bin Sakan, dan Abu Darda’. Hafidz melalui tiga riwayat yaitu:
1. Menurut riwayat yang pertama yaitu dari Abdullah bin Amr bin As dikatakan bahwa nabi memerintahkan untuk mengambil empat orang dari ketujuh tersebut (Abdullah bin Mas’ud, Salim. Muaz dan Ubai bin Ka’b)
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘As dikatkan:
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: خذوا القرأن من اربعة: من عبدالله بن مسعود, ومسلم,
و معاذ, و ابي بن كعب
2. Menurut pendapat yang kedua yaitu menurut Anas bin Malik dari Qatadah diterangkan ada empat hafidz yang semuanya dari kaum Ansar: Ubai bin Ka’b, mu’az bin jabal, Zaid bin sabit dan abu Zaid.’
سألت أنس بن مالك: من جمع القرأن على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ فقال: اربعة,
كلهم من الأنصار: و ابي بن كعب, و معاذ بن جبل, زيد بن ثابت, و أبو زيد, قلت: من أبو زيد؟
 قال: احد عمو متى
3. Diiriwayatkan pula oleh anas melalui sabit yaitu setelah nabi meninggal hanya ada empt yang menghafal Al-Qur’an mereka adalah abu darda’, muadz bin jabal, Zaid bin sabit dan abu Zaid
مات النبى صلى الله عليه وسلم ولم يجمع القرآن غير اربعة: أبو الدرداء, و معاذ بن جبل, زيد بن ثابت,
و أبو زيد
B. Pengumpulan Al-Qur’an Dalam Arti Penulisannya Pada Masa Nabi
Pada masa itu nabi mengangkat dari sahabat-sahabat terkemuka untuk menulis Al-Qur’an yaitu Ali, Mu’awiyah, Ubai bin Ka’b dan Zaid bin Sabid. Ketika ayat turun merekalah yang menulis dan membukukannya pada lelapah kurmah, lempengan batu daun lontar, kulit atau daun kayu, tulang dll. Mereka menuulisnya dihadapan nabi. Setelah nabi berpulang kerahmatullah Al-Qur’an telah dihafal dan ditulis dalam mushaf-mushaf dengan susunan seperti disebutkan di atas.

Pengumpulan Al-Qur’an di masa nabi ini dinamakan : a) penghafalan; dan b) membukukan yang pertama.


C. Pengumpulan Qur’an Pada Masa Abu Bakar
Pada masa Abu Bakar terjadi peperangan yang melibatkan sejumlah besar sahabat yang hafal Qur’an, dalam peperangan ini tujuh puluh qari’ dari para sahat gugur. Dan Umar bin Khattab merasa khawatir dengan hal ini kemudian beliau menghadap Abu Bakar dan mengajukan usuk untuk mengumpulkan dan membukukan Qur’an karena dikhawatirkan akan musnah.

Pada awalnya Abu Bakar menolak usulan dari Umar karena melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh rasulullah. Tetapi Umar tetap membujuknya, sehingga allah membukakan hati Abu Bakar dan menerima usulan dari Umar. Kemudian Abu Bakar memerintahkan Zaid bin sabit mengingat kedudukannyandalam qira’at , penulisan dan pemahaman dan kecerdasannya serta kehadirannya pada pembacaan yang terakhir kali. Setelah melalui perdebatan antara Abu Bakar dengan Zaid bin sabit akhirnya Zaid dapat menerima dengan lapang dada perintah penulisan Qur’an, Zaid bin Sabit memulai tugasnya dengan bersandar pada hafalan yang ada kemudian dalam hati para qurra dan catatan yang ada pada para penulis. Kemudian lembarab-lembaran (kumpulan) di simpan di tangan Abu Bakar. Setelah Abu Bakar wafat pada tahun tiga belas hijriyah, lembaran-lembaran itu berpindah ketangan Umar dan tetap berada di tangannya hingga ia wafat. Kemudian mushaf itu berpindah ke tangan hafsah, putri Umar. Pada permulaan pemerintahan Usman, Usman memintannya dari tangan hafsah.
Kita sudah mengetahuinya bahwa Al-Qur’an sudah tercatat pada masa nabi, namun masih berserakan pada masa kulit-kulit, tulang dan pelapah kurma, kemudian Abu Bakar memerintahkan pada Zaid agar catatan tersebut dikumpulkan dalam satu mushaf, dan Abu Bakar adalah orang yang pertama yang mengumpulkan Al-Qur’an.
D. Pengumpulan Pada Masa Usman
Pada masa Usman islam bertambah luas dan para qurra pun tersebar di berbagai wilayah, namun ada banyak perbedaan dari berbagai segi baik dari hurufnya atau cara membacanya sehingga saling mempertahankan dan berpegang pada bacaannya dan bahkan saling mengafirkan. Melihat kenyataan demikian Huzaifah segera menghadap Usman dan melaporkan kepadanya apa yang telah dilihatnya.
Lalu Usman megirimkan utusan kepada Habsah (untuk meminjamkan mushaf Abu Bakar yang ada padanya) dan habsah pun mengirimkan lembaran-lembaran itu kepadanya. Kemudian Usman memanggil ketiga orang yang merupakan suku quraisy yaitu: Zaid bin Sabit, Al-Ansari, Abdullah bin ZUbair, Said bin ‘As dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam, untuk menyalin dan memperbanyak mushaf.
Ibnu jarir mengatakan berkenaan dengan apa yang telah dilakukan oleh Usman: ia menyatukan umat islam dalam satu mushaf dan satu huruf.
E. Perbedaan Antara Pengumpulan Abu Bakar Dengan Usman
Dari keterangan diatas jelaslah bahwa perbedaan pengumpulan (mushaf) oleh Abu Bakar dengan mengumpulan yang dilakukan oleh Usman dalAm motif dan caranya. Adapun motif Abu Bakar adalah kekhawatiran akan hilangnya Al-Qur’an karena banyaknya para hafidz yang gugur dalam peperangan, sedangkan motif Usman untuk mengumpulkan Al-Qur’an adalah banyaknya perbedaan dalam cara-cara membaca Al-Qur’an dalam arti banyak kesalahan.

hanya sekilas ringkasan dari تفسير مابحث في علوم القرآن Tafsir Mabahis Fi Ulumil Qur’an pada Bab جمع القرآن وترتيبه(Pengumpulan Al-Qur’an), untuk lebih lengkap dan jelasnya silakan baca tafsir tersebut.

»»  Baca Selengkapnya...

Postingan Populer

 
 
 
Blue Wings - Handwriting
 
Copyright © GAPURA NEWS