Aspek Budaya dalam Keterampilan Berbahasa

1. Kompetensi Komunikatif
KK mencakup empat ranah, yaitu kompetensi gramatikal, kompetensi sosiolinguistik, kompetensi kewacanaan, dan kompetensi strategis.
Kompetensi sosiolinguistik erat kaitannya dengan aspek budaya karena menyangkut penguasaan kaidah-kaidah penggunaan bahasa dalam konteks sosio-kultural.

2. Pragmatik
Masalah pragmatik (pertuturan, konteks dan masalahnya) harus diperhatikan dalam komunikasi.
Contoh dialog dalam telpon:
+ “Ibu ada?”
- “Ada”.
+ ???
- ???

+ “Ibu ada?”
- “oh ya, sebentar saya panggilkan”.

+ American teacher : Would you like to read?
- Russian student : No, I would not.

+ إن ساعة يدك رائعة جدا
- تفضل خذ! هذا لك

3. Antara Bentuk dan Fungsi Bahasa
Sebuah bentuk bahasa dapat diinterpretasikan dalam berbagai fungsi bahasa. Sebuah fungsi bahasa dapat diungkapkan dalam berbagai bentuk bahasa.

Seorang ibu kepada anaknya:
“kaca mata saya kok tidak ada ya”
Pemberitahuan atau perintah?
Seorang yang terinjak kakinya kepada orang yang menginjak:
“apa kamu tidak punya mata?”
Pertanyaan atau kecaman?
“nuwun sewu, sikil meniko teksih kangge!”
Pemberitahuan atau kecaman?


4. Ragam Bahasa
Ragam bahasa yang dimaksudkan di sini bukan dialek lokal atau sosial, tetapi ragam atau gaya bahasa berdasarkan konteks dan tujuan komunikasi.
Ragam bahasa yang digunakan seseorang ketika berbicara dengan teman dekat pasti berbeda dengan ragam bahasa yang digunakan ketika berbicara dengan kenalan baru.
Ragam bahasa dalam pertemuan keluarga, pertemuan ilmiah, di pasar, dll. berbeda-beda.
Ada ragam bahasa: oratorik/khitaby, formal/rasmy, konsultatif/istisyary, dan intim/hamim.

5. Komunikasi non-verbal
Setiap budaya/bahasa memiliki bahasa tubuh yang cukup jelas maksudnya. Tapi gerak tubuh yang sama bisa berbeda artinya antara satu bahasa/budaya dengan bahasa/budaya lainnya.
Bahasa tubuh tidak terbatas pada gerakan/isyarat dengan tangan, tapi juga kepala, bahu, mata, sentuhan tangan, bahkan jenis dan warna pakaian, aksesori dan parfume.


Sumber Rujukan: Bapak Fuad Effendi, Dosen Sastra Arab Universitas Negeri Malang (UM)
»»  Baca Selengkapnya...

Pulau Dewata Bali

Bersama PD III, Dekan, TU,dan jajarannya, serta sebagian dari Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fakultas sastra Universitas negeri Malang pada taggal 5 - 8 Nopember 2010 melakukan kunjungan ke denpasar bali indonesia. yang meliputi diantaranya: musium perjuangan "Bajra Sandhi",Wisata Bahari tanjung Benoa, Wisata pantai Kuta, Pertunjukan sendra tari "Barong",bali Clasic Center (BCC),Pura tanah lot dan lain-lain




















»»  Baca Selengkapnya...

Kedudukan Bahasa Arab

Bahasa Arab yang merupakan bahasa yang kaya dengan keindahan bahasanya bisa dipertahankan apabila kita semua mau mempelajari, memahami dan mendalami bahasa Arab seutuhnya.

Kedudukan bahasa arab ada tiga:

1. Bahasa komunikasi
Bahasa arab sebagai alat komunikasi sehari-hari bagi penduduk di negara-negara arab (bahasa arab sebagai bahasa ibu), dan tidak hanya digunakan oleh orang muslim saja melainkan juga digunakan oleh non-muslim, artinya bahasa arab sebagai bahasa kesatuan bagi Negara-negara arab.

2. Bahasa Agama

Diriwayatkan oleh umar ibnu khattab :

اَحْرِصُوْا عَلَى تَعَلُّمِ الّلغَةِ العربيَةِ فإِنّهُ جُزْءٌ مِن دِينِكمْ *عمر ابن خطاب

“bersemangatlah dalam mempelajari bahasa arab, karena sesungguhnya bahasa arab adalah sebagian dari agamamu”. Umat islam mempunyai pedoman sebagai pedoman hidup yang berbahasa arab yaitu Al-Qur’an, Al-Hadits dan Kitab-kitab lainnya.

3. Bahasa komunikasi international

Bahasa arab tidak hanya sebagai alat komunikasi di negara-negara arab dan tidak hanya sebagai bahasa agama bagi umat islam, namun juga sebagai alat komunikasi internatioal yang diresmikan oleh PBB no.3190-D28 dalam sidang umum no. 2206-desember 1973,

Oleh karena itu bahasa arab sebagai alat komunikasi dan penghubung dalam pergaulan manusia dengan bangsa tertentu (antar negara)
»»  Baca Selengkapnya...

Pengumpulan dan penertiban Al-Qur'an

Para ulama’ mengartikan bahwa arti dari Jam’ul Qur’an salah satu dari dua yaitu (1) Menjaganya artinya menghafal dalam hati, (2) membukukan dan menertipkan ayat-ayat dan susunan rah-surahnya.
A. Pengumpulan Al-Qur’an Dalam Arti Menghafal Pada Masa Nabi
Pada masa nabi tentunya beliaulah yang utamanya menghafal Al-Qur’an, beliau adalah seorang yang pandai, hafidz dan memberikan contoh yang paling baik dalam menghafalnya. Al-Qur’an diturunkan selama dua puluh tahun lebih dan setiap Al-Qur’an turun beliau menghafalnya.
Kemudian, dalam kitab Shaheh Bukhuri adanya tujuh hafidz yaitu Abdullah bin Mas’ud, Salim bin Ma’qal bekas budak Abu Huzaifah, Mu’az bin Jabal, Ubai bin Ka’b, Zaid bin Zabid, Abu Zaid bin Sakan, dan Abu Darda’. Hafidz melalui tiga riwayat yaitu:
1. Menurut riwayat yang pertama yaitu dari Abdullah bin Amr bin As dikatakan bahwa nabi memerintahkan untuk mengambil empat orang dari ketujuh tersebut (Abdullah bin Mas’ud, Salim. Muaz dan Ubai bin Ka’b)
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘As dikatkan:
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: خذوا القرأن من اربعة: من عبدالله بن مسعود, ومسلم,
و معاذ, و ابي بن كعب
2. Menurut pendapat yang kedua yaitu menurut Anas bin Malik dari Qatadah diterangkan ada empat hafidz yang semuanya dari kaum Ansar: Ubai bin Ka’b, mu’az bin jabal, Zaid bin sabit dan abu Zaid.’
سألت أنس بن مالك: من جمع القرأن على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ فقال: اربعة,
كلهم من الأنصار: و ابي بن كعب, و معاذ بن جبل, زيد بن ثابت, و أبو زيد, قلت: من أبو زيد؟
 قال: احد عمو متى
3. Diiriwayatkan pula oleh anas melalui sabit yaitu setelah nabi meninggal hanya ada empt yang menghafal Al-Qur’an mereka adalah abu darda’, muadz bin jabal, Zaid bin sabit dan abu Zaid
مات النبى صلى الله عليه وسلم ولم يجمع القرآن غير اربعة: أبو الدرداء, و معاذ بن جبل, زيد بن ثابت,
و أبو زيد
B. Pengumpulan Al-Qur’an Dalam Arti Penulisannya Pada Masa Nabi
Pada masa itu nabi mengangkat dari sahabat-sahabat terkemuka untuk menulis Al-Qur’an yaitu Ali, Mu’awiyah, Ubai bin Ka’b dan Zaid bin Sabid. Ketika ayat turun merekalah yang menulis dan membukukannya pada lelapah kurmah, lempengan batu daun lontar, kulit atau daun kayu, tulang dll. Mereka menuulisnya dihadapan nabi. Setelah nabi berpulang kerahmatullah Al-Qur’an telah dihafal dan ditulis dalam mushaf-mushaf dengan susunan seperti disebutkan di atas.

Pengumpulan Al-Qur’an di masa nabi ini dinamakan : a) penghafalan; dan b) membukukan yang pertama.


C. Pengumpulan Qur’an Pada Masa Abu Bakar
Pada masa Abu Bakar terjadi peperangan yang melibatkan sejumlah besar sahabat yang hafal Qur’an, dalam peperangan ini tujuh puluh qari’ dari para sahat gugur. Dan Umar bin Khattab merasa khawatir dengan hal ini kemudian beliau menghadap Abu Bakar dan mengajukan usuk untuk mengumpulkan dan membukukan Qur’an karena dikhawatirkan akan musnah.

Pada awalnya Abu Bakar menolak usulan dari Umar karena melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh rasulullah. Tetapi Umar tetap membujuknya, sehingga allah membukakan hati Abu Bakar dan menerima usulan dari Umar. Kemudian Abu Bakar memerintahkan Zaid bin sabit mengingat kedudukannyandalam qira’at , penulisan dan pemahaman dan kecerdasannya serta kehadirannya pada pembacaan yang terakhir kali. Setelah melalui perdebatan antara Abu Bakar dengan Zaid bin sabit akhirnya Zaid dapat menerima dengan lapang dada perintah penulisan Qur’an, Zaid bin Sabit memulai tugasnya dengan bersandar pada hafalan yang ada kemudian dalam hati para qurra dan catatan yang ada pada para penulis. Kemudian lembarab-lembaran (kumpulan) di simpan di tangan Abu Bakar. Setelah Abu Bakar wafat pada tahun tiga belas hijriyah, lembaran-lembaran itu berpindah ketangan Umar dan tetap berada di tangannya hingga ia wafat. Kemudian mushaf itu berpindah ke tangan hafsah, putri Umar. Pada permulaan pemerintahan Usman, Usman memintannya dari tangan hafsah.
Kita sudah mengetahuinya bahwa Al-Qur’an sudah tercatat pada masa nabi, namun masih berserakan pada masa kulit-kulit, tulang dan pelapah kurma, kemudian Abu Bakar memerintahkan pada Zaid agar catatan tersebut dikumpulkan dalam satu mushaf, dan Abu Bakar adalah orang yang pertama yang mengumpulkan Al-Qur’an.
D. Pengumpulan Pada Masa Usman
Pada masa Usman islam bertambah luas dan para qurra pun tersebar di berbagai wilayah, namun ada banyak perbedaan dari berbagai segi baik dari hurufnya atau cara membacanya sehingga saling mempertahankan dan berpegang pada bacaannya dan bahkan saling mengafirkan. Melihat kenyataan demikian Huzaifah segera menghadap Usman dan melaporkan kepadanya apa yang telah dilihatnya.
Lalu Usman megirimkan utusan kepada Habsah (untuk meminjamkan mushaf Abu Bakar yang ada padanya) dan habsah pun mengirimkan lembaran-lembaran itu kepadanya. Kemudian Usman memanggil ketiga orang yang merupakan suku quraisy yaitu: Zaid bin Sabit, Al-Ansari, Abdullah bin ZUbair, Said bin ‘As dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam, untuk menyalin dan memperbanyak mushaf.
Ibnu jarir mengatakan berkenaan dengan apa yang telah dilakukan oleh Usman: ia menyatukan umat islam dalam satu mushaf dan satu huruf.
E. Perbedaan Antara Pengumpulan Abu Bakar Dengan Usman
Dari keterangan diatas jelaslah bahwa perbedaan pengumpulan (mushaf) oleh Abu Bakar dengan mengumpulan yang dilakukan oleh Usman dalAm motif dan caranya. Adapun motif Abu Bakar adalah kekhawatiran akan hilangnya Al-Qur’an karena banyaknya para hafidz yang gugur dalam peperangan, sedangkan motif Usman untuk mengumpulkan Al-Qur’an adalah banyaknya perbedaan dalam cara-cara membaca Al-Qur’an dalam arti banyak kesalahan.

hanya sekilas ringkasan dari تفسير مابحث في علوم القرآن Tafsir Mabahis Fi Ulumil Qur’an pada Bab جمع القرآن وترتيبه(Pengumpulan Al-Qur’an), untuk lebih lengkap dan jelasnya silakan baca tafsir tersebut.

»»  Baca Selengkapnya...

Analisis Puisi Arab

NASKAH SYI’R
التغـرّب
للإمام الشافعي

 ما في المقام لذي عقل وذي أدب # من راحة فدع الأوطان واغترب
 سافر تجد عوضا عمن تفارقه # وانصب فإن لذيذ العيش في النصب
 إني رأيت وقوف الماء يفسده # إن ساح طاب وإن لم يجر لم يطب
 والأسد لولا فراق الغاب ما افترست # والسهم لولا فراق القوس لم يصب
 والشمس لو وقفت في الفلك دائمة # لملها الناس من عجم ومن عرب
 والتبر كالترب ملقى في أماكنه # والعود في أرضه نوع من الحطب
 فإن تغــــرب هذا عــزّ مطلبه # وإن تغـــرب ذاك عـــزّ كا لذهــب

المفردات
المقام : المنزل أدب : رياضة النفس بالتعليم والتهذيب
راحة : ضد التعب اغترب : نزح عن البلد والوطن
العوض : البدل. انصب : اتعب. النصب : التعب.
ساح : سال. افترست : اصطادت. القوس : ما يرمى به عن القوس.
لم يصب : تجاوزه. ملها : سئمها وضجرها. العرب : سوى العرب.
العرب : سامية الأصل والجمع أعرب، عرب.
التبر : فتات الذهب أو الفضة قبل أن يصاغا. الوحدة : تبرة.
التراب : ما نعم من الأرض وما تذروه الرياح بعد جفافها. الجمع : أتربة.
العود : عود البخر. عز: قوي . الذهب : معجن نفيس.


PEMBAHASAN
Jika puisi adalah pancaran jiwa yang melahirkan pesan tentang nilai-nilai, maka “attagharrub” karya Imam Syafi’iy penuh dengan nilai-nilai yang diagungkan pada zamannya, baik melalui pemaknaan bait-baitnya, pilihan kata maupun kerangka berfikir yang dibangunnya lewat simbol-simbol yang menjaring pembaca untuk mengikutinya.
Tela’ah terhadap qashidah Imam Syafi’iy “attagharrub” ini menganut teori Joezef Hasyim melalui unsur-unsur ‘aqly, khayaly, ‘athify dan fanny yang dipadukan dengan teori struktural Sangidu (2003) melalui tema dan bangunan; daya bayang dan daya imajinasi; diksi atau pilihan kata dengan sentuhan makna dan pilihan kata dengan sentuhan bunyi atau rima dan irama.

1. Unsur ‘Aqly ( Tema Dan Bangunan)

Tidak terlalu sulit membaca latar belakang kehidupan Imam Syafi’iy lewat karya sastranya. Meski dikatakan “suka berkelana” pada zamannya, budaya asing yang jauh berbeda belum mempengaruhi kehidupannya. Dia masih lestari dengan bahasa Arab dan budaya Islam yang murni. Dia hidup di abad 8/9 Masehi (767M – 820M), di masa dinasti Abbasiyyah yang “meriah” dengan kegiatan mencari ilmu, dan untuk itu para khalifah menyediakan fasilitas yang cukup. Tema ajakan bersakit-sakit merantau mencari ilmu jelas tergambar pada setiap bait “attagharrub” meski dia tidak menyebutkan satu patah katapun tentang ilmu di dalamnya.

Qashi:dah Imam Syafi’iy, “attagharrub” tersebut di atas dibangun dalam 7 bait, dengan mathla’nya yang berbunyi:

مافي المقام لذي عقل وذي أدب من راحة فدع الاوطان واغترب

Dua pesan inti disampaikan melalui bait 1 dan 2, sedangkan 5 bait sesudahnya merupakan argumentasi pendukung. Dua pesan inti tersebut, pertama, bahwasanya merantau mencari ilmu seharusnya dilakukan oleh seseorang yang ingin jadi terpelajar. Kedua, kelezatan rohani bukan pada hidup santai, tetapi bersakit-sakit dalam merantau mencari ilmu. Lima bait sesudahnya, yaitu bait 3 -7 dibangun dengan menghadirkan kasus-kasus air, harimau, anak panah, matahari,biji emas dan kayu cendana yang merupakan dalil rasional agar pembaca terpengaruh oleh pesan inti atau gagasan utama.

Memperhatikan bait 1 dan 2, terlihat tiga kalam khabar (deklaratif) dan tiga kalam insya’ (direktif) yang jika disusun dan diberi simbol a pada kalam khabar dan b pada kalam insya’ akan berkode: a1b1 pada bait 1, dan b2a2-b3a3 pada bait 2. Kata sambung فاء pada pasangan pertama dan ketiga: فإن لذيذ العيش ، فدع الأوطان, begitu juga pada jawab thalab :سافر تجد pada pasangan kedua menunjukkan ikatan yang kuat pada pasangan-pasangan tersebut, sehingga membentuk totalitas yang sempurna (ittihâdun tâmmun).

Totalitas tersebut juga terlihat pada bait 3-6 yang seluruhnya diikat oleh kata sambung wau dan diakhiri dengan bait ke7 yang merupakan pesona akhir atau barâatul ikhtitâm yang punya ikatan dengan bait-bait sebelumnya melalui kata sambung fa’ pada: فإن تغرّب هذا.... .

2. Unsur Khayaly Dan ‘Athify ( Daya Bayang Dan Imajinasi)

Upaya penyair menjaring pesona pembaca terhadap pesan yang dikemukakan dalam qashidah “attagharrub” tersebut antara lain dengan variasi bentuk perbandingan atau tasybih. Tampilnya bentuk-bentuk perbandingan seperti itulah yang dimaksud sebagai unsur khayaly atau daya bayang dalam pembahasan ini. Unsur khayaly menggiring daya khayal pembacanya melayang-layang dari satu medan ke medan lainnya, yaitu ke enam perbandingan (air, harimau, anak panah, matahari, biji emas dan kayu cendana), tetapi bergerak tetap dari poros utamanya, yaitu dua pesan inti yang terdapat pada bait 1 dan 2 tersebut di atas.

Unsur ‘athify atau daya imajinasi merupakan kemahiran penyair menampilkan keenam illustrasi tersebut yang bertugas mengejawantah-kan daya khayal menjadi kenyataan yang bisa diterima.

3. Unsur Fanny( Diksi, Rima Dan Irama)

Puisi atau qashidah Imam Syafi’iy “attagharrub” di atas masuk dalam kategori puisi lama, karena diikat oleh irama yang sama (bahr basith) dan bunyi akhir (qafiyah) yang tetap yaitu ba’ pada seluruh baitnya.

Wazn (irama) yang sama pada: ذي عقل-ذي أدب(bait1), ساح-طاب، لم يجر-لم يطب (bait 3), الأسد-الأرض، السهم-القوس (bait4), عجم-عرب (bait 5) membentuk pasangan kata yang enak didengar pada bait-bait tersebut. Begitu juga pada pasangan التبر- الترب yang dalam kesusastraan Arab biasa disebut jinas ghairuttam.

TERJEMAHAN

Setelah dilakukan tela’ah terhadap qashidah “attagharrub” karya Imam Syafi’iy dalam berbagai unsurnya, didapatkan hasil terjemahan akhir puisi tersebut ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.

Merantau
Karya Imam Assyafi’iy
(1)
Menetap di tempat
Bukan hal yang menyenangkan
Bagi dia yang berakal dan punya semangat belajar
Maka tinggalkan tanah airmu dan merantaulah !

(2)
Pergilah, akan kau dapatkan ganti dari yang kau tinggalkan
Dan bersakit-sakitlah,
Sesungguhnya lezatnya hidup dalam bersakit-sakit.

(3)
Sungguh kulihat,
Mandegnya air merusakkannya
Bening dan segar ia,
Jika mengalir.

(4)
Singa tak menerkam mangsanya,
Kalau ia tetap di sarangnya.
Dan anak panah tak mengenai sasarannya,
kalau tak lepas dari busurnya

(5)
Matahari,
Andaikan tetap saja di tempatnya
Pasti jemu orang Arab maupun ajam.

(6)
Mengembara,
Mulia, banyak dicari.
Mengembara,
berharga seperti emas.

E. Kesimpulan dan Komentar

Pluralisme dalam tasybih atau perbandingan yang dikemukakan penyair dalam qashi:dah atau puisi “attagharrub” karya Imam Syafi’iy di atas memberi kemungkinan memperluas nuansa dan mempermudah pemahaman bagi pembacanya dalam berbagai situasi dan kondisi.

Tetapi satu hal yang tidak lazim adalah mengaitkan kata الشمس dengan عجم-عرب. Mungkin akan lebih manis didengar dan dirasakan, andaikan dua kata terakhir tanpa mengubah irama diganti dengan شرق-غرب, karena matahari dalam sehari-hari lebih lazim berhubungan dengan kata timur dan barat dari pada arab dan ajam.

Sebagai seorang faqi:h (ahli fiqh), penyair, dalam puisi ini, mengajak pembaca berfikir runtut dan rasional, tidak berbelit-belit. Oleh karena itu, puisi “attagharrub” ini mudah difahami.

Refr. A. Fuad E

»»  Baca Selengkapnya...

Puisi Arab دع الأيام تفعـل ما تشـاء

Analisis Puisi
دع الأيام تفعـل ما تشـاء
Dari imam syafi’i

Analisi puisi oleh kelompok 4:
Ana tri lestari, Yusman, Qonita maizuna, Affan M.

دع الأيام تفعـل ما تشـاء # وطب نفسا إذا حكم القضاء
ولا تجزع لحـادثـة الليـالي # فمـا لحوادث الدنيا بقـاء
وكن رجلا على الأهوال جلدا # وشيمتك السـماحة والوفاء
وإن كثرت عيـوبك في البرايا # وسـرك أن يكون لها غطاء
يغطى باالسماحة فكل عيب # وكم عيب يغطيه الشخاء
ولا حزن يدوم ولا سـرور # ولا بؤس عليك ولا رخـاء
ولا تر للأعـادي قـط ذلا # فإن شـماتة الأعـدا بلاء
ولا ترج السمـاحة من بخيل # فمـا في النار للظـمآن ماء
ورزقك ليس ينقصـه التأني # وليس يزيـد في الرزق العناء
إذا ما كنت ذا قلب قنـوع # فأنت ومالك الدنيـا سـواء
ومن نزلت بسـاحته المنايا # فلا أرض تقـيه ولا سـماء
وأرض الله واسـعة ولـكن # إذا نزل القـضا ضاق الفضاء
دع الأيام تغـدر كل حين # فمـا يغـني عن الموت الدواء

Terjemahan :

(1) Biarlah hari-hari berlalu,
Dikala Takdir telah menentu,
ikhlaskan jiwamu…
(2) Jangan engkau sesali,
apa yang telah terjadi,
karena hidup di dunia tiada yang abadi…
(3) Jadilah engkau seorang lelaki tangguh
Dalam segala keadaan
Serta lapang dalam menerima kenyataan
(4) Kebahagiaanmu akan terasa ketika aibmu tersimpan
Maka rahasiakanlah dengan kedermawanan

(5) Tutupilah kukuraganmu dengan kedermawanan
Dan seberapa banyak engkau telah menutupinya
(6) Tiada keabadian bagi nestapa dan suka cita
Seperti halnya miskin dan kaya
(7) Jangan engkau perlihatkan kehinaanmu
Kepada semua musuhmu
Sesungguhnya mereka akan menguji ketabahanmu
(8) Jangan engkau harapkan pemberian orang kikir
Sesungguhnya tiada air di gurun pasir
(9) Dan tiada berkurang rizkimu karena santai bekerja
Serta tiada bertambah karena semangat usaha
(10) Jika engkau Qona’ah
Maka engkau sama dengan raja harta
(11) Ketika maut telah datang
Bumi dan langit tidak mampu menghadang
(12) Dan bumi Allah terhampar luas
Namun …
Bila takdir telah menghimpit
Tanah lapang pun akan sempit
(13) Biarkan hari-hari bersandiwara setiap saata
Karena kematian tiada berobat




Pembahasan :
Unsur-unsur puisi :

1. Unsur ‘Aqly (Tema dan Bangunan)
Tema :
Puisi Imam syafi’iy, “دع الأيام تفعـل ما تشـاء” tersebut di atas bertema ajakan bersemangat dalam menghadapi kehidupan. Puisi ini dibangun dalam 13 bait, dengan mathla’nya yang berbunyi :
دع الأيام تفعـل ما تشـاء وطب نفسا إذا حكم القضاء

Pesan inti disampaikan melalui bait 1, 2 dan 3, sedangkan bait sesudahnya merupakan argumentasi pendukung. Pesan ini misalnya : 1) kita harus ikhlas menerima takdir yang diberikan oleh Allah. 2) kita harus kuat, tabah dan ikhlas dalam menerima musibah apa pun dari Allah.

2. Unsur Khayaly dan ‘Athify (Daya Bayang dan Imajinasi)

Dalam puisi tersebut secara keseluruhan banyak menggunakan macam variasi dari perumpamaan takdir Allah yang diungkapkan melalui ajakan-ajakan untuk menerima takdir dengan tabah dan tetap untuk bersemangat dalam menjalani hidup dengan membandingkan masa lalu dan masa depan (daya imajenasi waktu).

3. Unsur Fanny (Diksi, Rima, dan Irama)
Puisi Imam Syafi’iy “دع الأيام تفعـل ما تشـاء” di atas termasuk dalam puisi lama. Karena di ikat oleh irama yang sama (bahr basith) dan bunyi akhir (qofiyah) yang tetap yaitu hamzah pada seluruh baitnya.
Wazn (irama) yang sama pada وكن رجلا على الأهوال جلدا (bait 3), ولا حزن يدوم ولا سـرور (bait 6), فلا أرض تقـيه ولا سـماء (bait 11) membentuk pasangan kata yang enak didengar pada bait-bait tersebut. Begitu juga pada pasangan القـضا - ضاق yang didalam kesusastraan Arab biasa disebut jinas ghairuttam.


Tugas analisis puisi

»»  Baca Selengkapnya...

Sekilas, Cinta Remaja

Nah untuk kali ini aku tertarik untuk sharing bareng tentang cinta dalam remaja, sebab cinta dan kehidupan remaja adalah satu tubuh yang menyatu, ketika salah satu temanku nanya padaku "sebenarnya apa si cinta itu..??” saat itu aku sempat kebingungan mesti jawab apa, karena setiap orang mempunyai panafsiran yang berbeda-beda terhadap cinta itu tergantung pada yang dirasakannya… kalo ada seseorang yang mengatakan cinta itu membuat seseorang bahagia dan ada yang mengatakan membuat seseorang menderita hal itu benar dan wajar saja karena cinta yang dirasakannya berbeda..

Sebenarnya apa si cinta itu..???
Menurut kahlil kibran “Tiada seorangpun yang mengerti akan cinta itu kecuali bagi mereka yang pernah merasakan dan bagi mereka yang pernah menangis karena cinta”. So, pada hakikatnya setiap orang sudah mempunyai penafsiran sendiri dalam memaknainya sebab setiap remaja pernah tersentuh cinta.. mungkin ada yang merasakan manisnya dalam bercinta ada pula yang merasakan pahitnya dalam bercinta.

Bisa juga diartikan bahwa cinta itu adalah anugerah ilahi yang membuat seseorang tidak bisa untuk melupakan orang lain (yang dicinta) yang disertai rasa ingin memilikinya dan dicirikan dengan adanya rindu, salah tingkah bila dihadapannya, hadirnya selalu dalam lamunan, rasa kecewa/cemburu bila ia bersama orang lain dan sebagainya. Mungkin diantara kalian mempunyai pandangan berbeda mengenai arti cinta..?? dan itu wajar…

Biasanya orang yang sedang dimabuk cinta lapar jadi kenyang, tidur tidak nyenyak, rela mengorbankan serta mengerjakan segala sesuatunya hanya untuk menyenangkan sang pujaan hati, bahkan tak memperdulikan disekelilingnya jangankan nasehat orang lain, nasehat Ortu dan teman dekatpun diabaikan. Bila rindu menggebu-gebu pintu belakang atau jendela jadi jalan utama dan pagarpun dilompati untuk berjumpa sang pujaan hati untuk mengobati rasa rindu padanya, itsss bukan pengalaman pribadi lhoh, tapi kata sobatku … he he..!!

Coba perhatikan disekeliling kita pasangan-pasangan yang sedang dimabuk cinta (boleh jadi kita), mereka berduan dengan mesranya, gandingan tangan serta canda gurau dengan cubit sayang, mengukir janji hidup semati akan bersama, seakan dunia ini hanya miliknya berdua.. waw sungguh luar biasa…??!!!

Orang yang Benar-benar Menyayangimu
“Bukan orang yang sekedar tau apa yang kau suka dan apa yang kau benci, tapi orang yang mengerti apa yang terbaik untukmu.
Bukan orang yang sengaja care sama kamu, tapi orang yang selalu mengerti tentang keadaanmu.
Bukan orang yang ingin memilikimu, tapi orang rela kehilanganmu demi kebahagianmu bersama orang lain.
Bukan orang berani menyentuhmu, tapi orang yang merasa kamu terlalu suci untuk disentuh,
Bukan orang yang suka keindahan di dirimu, tpi orang yang mau terima kamu apa adanya”. Bagitulah kata temanku.

»»  Baca Selengkapnya...

Merah Hitam yang Tampak

A 15 y4 1-1....!!
Di bawah sinar terik mentari aku berjalan
di hamparan padang pasir
hingga aku bisa menemukanmu
dan diketinggian gunung bersalju 
aku merangkak tak berdaya
hingga aku menjumpaimu
Kau disana sambut aku 
dengan payung sutera kepedulianmu
kau disana beri aku selimut sejuta kasih 
kau hadiahkan senyuman indahmu tukku
hingga kuteteskan air mata 
sebagai saksi bisu aku mengagumimu
Lalu hatiku terus berkata 
dan merujukku berlayar pulang bersamam
untuk kuhadapkan pada ayahanda dan ibunda tercinta

A 15 y4 1-1....!!
Sekalipun arus di samudera menghanyutkan harapanku
sekalipun tirai berduri menghalangi langkahku
aku akan terus mengejarmu 
hingga kau menjadi yang halal bagiku 
karena aku mencintaimu...

»»  Baca Selengkapnya...

Dari 23A kuucapkan Selamat Jalan....!!

Aku tak kuasa ucapkan selamat jalan atas kepergianmu
Tak terasa Tiga tahun berlalu kita dalam samudera biru
tuk arungi arus kehidupan bersama
Mengukir kisah -kisah  yang tak pernah terukir sebelumnya
Namun pada ahirnya kita harus menyadari
di dunia ini tak ada yang abadi
Termasuk kebersamaan kita
Aku hanya bisa teteskan air mata kesedihan atas kepergianmu
menuju singgasana barumu tempat kau berlindung
Aku hanya bisa berdoa dan memohon agar kita tetap satu dan menyatu
Sepanjang waktu tanpa batas waktu
Sobat-sobatku tercinta, dari 23 A kucapkan selamat jalan
dan sampai berjumpa kembali
Kukan selalu merindukan hari-hari nostalgia
yang pernah kita jalani bersama
Mafkan atas segala salah dan dosa
Dan terima kasih atas segala kemuliaan sifatmu yang kau berikan

»»  Baca Selengkapnya...

Bahasa dan Faktor Pengaruhnya

Bahasa adalah sebuah interaksi manusia yang digunakan untuk memberikan/mengungkapkan informasi pada orang lain. Bahasa tidak hanya menggunakan lisan namun juga menggunakan beberapa bentuk yaitu menggunakan gerak gerik, prilaku/sikap yang biasa disebut bahasa tubuh dan ada juga bahasa yang disebut bahasa isyarat diantaranya melalui pemberian kode-kode atau tanda-tanda untuk menyampaikan sesuatu atau informasi seperti halnya tanda penunjuk jalan, informasi, dan sebagainya.

Pada hakikatnya penggunaan bahasa yang benar dan tepat akan menunjukkan sifat yang bijaksana yang dikagumi dan pembicaraanya akan diperhatikan. Oleh karena itu tentu saja kita harus bisa menggunakan bahasa yang sesuai dengan etika-etika berbahasa dan memperhatikan situasi dan kondisi dimana kita berada.

Cara mengungkapkan suatu bahasa dari berbagai kelompok tidak ada yang sama baik didalam ekspresinya ataupun dari dialeknya, artinya tidak menutup kemungkinan bahwasanya setiap pengguna bahasa itu ada ciri-ciri khas tertentu yang menunjukkan tentang dirinya.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi berbahasa:
(a). Keturunan, yaitu dalam tataran keluarga sangat mempengaruhi terhadap segala aspek prilaku, sikap, dan cara berbahasa, karena keluarga ini adalah suatu wadah yang pertama kali seseorang mengenal hidup dan kehidupan, tentu saja dalam suatu keluarga itu bisa membawa dan membentuk arah sang anak.

Misal: seorang anak yang dilahirkan dari keluarga yang berpendidikan maka ia mempunyai tutur kata yang halus, baik, lembut, dan sebagainya, namun jika sebaliknya seorang anak yang dilahirkan dari keluarga yang notabennya keras dan tak berpendidikan maka biasanya anak itu juga keras dalam berbahasa. Kata pepatah “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”

(b). Lingkungan (tempat tinggal), setelah keluarga interaksi manusia adalah lingkungan sekitar, dari lingkungan sekitar manusia meniru bahasa yang digunakannya, dalam hal ini sangat memberikan dan menunjukkan ciri-ciri khas tertentu pada orang lain.

Misal: seseorang yang hidup di daerah tropis (pesisir) biasanya cara berbahasanya kasar, keras karena pesisir itu panas. Dan sebaliknya jika seseorang yang hidupnya jauh dari pesisir maka biasanya orang tersebut halus cara menyampaikannya, tapi tidak mutlak demikian.

(c) Terbiasa atau kebiasaan, pengembangan dan pengaruh suatu bahasa bisa disebabkan dengan kebiasaan dalam berinteraksi, baik dalam formal ataupun non-formal.

Misal: Seseorang yang terbiasa mengungkapkan bahasaya dengan has/ciri tertentu maka ia akan terbiasa untuk menggunakannya.


»»  Baca Selengkapnya...

Pengertian FIQH & USHUL FIQH

Pengertian Fiqh
 الفقه : الفهم العميق
 Pemahaman yang mendalam
 الفقه :
 العلم بالاحكام الشرعية العملية من ادلتها التفصيلية (محمد ابو زهرة)
 Ilmu yang menerangkan hukum syara` yang `amali yang diambil dari dalil yang terinci.
 Keterangan:hukum syara’ (wajib, sunnah, mubah, makruh); amali (perbuatan); terinci (contoh: aqiimussholaah)
Pengertian Ushul Fiqh
اصول الفقه :اصول – الفقه
اصول : اصل : ما يبنى عليه
 Sesuatu yang di atasnya didirikan sesuatu.
 Sesuatu yang dijadikan dasar bagi fiqh.
 Sesuatu yang diatasnya dibangun fiqh.
 اصول الفقه :
 العلم بالقواعد والبحوث التي يتوصل بها الى استفادة الاحكام الشرعية العملية من ادلتها التفصيلية ( عبد الوهاب خلاف)
 Ilmu tentang kaidah-kaidah dan pembahasan-pembahasan yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh hukum syara` yang amali dari dalil-dalil yang tafsili


Contoh Ushul Fiqh
 Alquran dan sunnah merupakan dalil yang dapat dijadikan hujjah
 Hadis mutawatir didahulukan dari hadis ahad
 Kaidah umum : “perintah itu mengandung kewajiban”.
 Kaidahumum : “ larangan itu mengandung pegharaman”.

Pengertian Syari’at
 شريعة: شرع يشرع : موردالماء الذي يقصد للشرب
: الطريقة المستقيمة
• Sumber air yang dituju (didatangi) untukminum
• Jalan yang lurus.
• ما شرعه الله لعباده في العقائد والعبادات والاخلاق والمعاملات ونظم الحياة في شعبها المختلفة لتحقيق سعادتهم في الدنيا والاخرة (مناع خليل القطان)
• Apa-apa yang ditetapkanoleh Allah bagi hambanya baik mengenai `aqidah, ibadat, akhlak mua`malat maupun tatanan kehidupan lainnya dengan segala cabangnya yang bermacam-macam gunamerealisasikan kebahagiaan mereka baik di dunia maupun di akhirat.
Syari`ah
• الاحكام التي سنها الله لعباده ليكونوا مؤمنين عاملين صالحين في الحياة سواء كانت متعلقة بالافعال ام بالعقائد ام بالاخلاق (محمد سلام مذكور)
• Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah bagi hambanya agar mereka menjadi orang yang beriman, beramal saleh dalam kehidupannya, baik yang berkaitan dengan perbuatan, aqidah maupun akhlaq.
Fungsisyari’at
• Pedomandan petunjuk bagimanusia di dalammengatur diri dan masyarakat.
• Alat penyeimbang di antara unsur yang baikdan yang tidak baik yang terdapat di dalam diri manusia.
• Alat untuk mendidik manusia menjadi suci lahir dan batin.
Asassyari’at
1. Meniadakan kepicikan/kesempitan.
نفي الحرج meniadakan hal-hal yang menyulitkan masyarakat, yang dapat menghabiskan daya kekuatan manusia dalam melaksanakannya.
2. Menyedikitkan beban.
قلة التكليف tidak membanyakkan beban sehingga beban yang diperintahkan dapat dijalankan tanpa menimbulkan kepayahan.
3. Berangsur-angsur dalam menetapkan Hukum.
4. Sejalan dengan kemaslahatan manusia.
5. Mewujudkan keadilan yang merata.

Hubungan Fiqh dan Syari’at
 Syariah --- Ketentuan yang ditetapkan Allah tentang tingkahlaku manusia --- Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan tersebut diperlukan pemahaman yang mendalam --- secara amaliyah ketentuan tersebut dapat diterapkan dalam kondisi dan situasi apapun –Hasil pemahaman yang didasarkan pada ketentuan ketentuan dalil terperinci tentang tingkahlaku manusia tersebut yang disebut“fiqh”.

Perbedaan Fiqh Dan Syari’at
Hubungan fiqh-ushulfiqh
 Fiqh – hukum suatu perbuatan – bercorak sebagai produk.
 Ushulfiqh – metode dan proses bagaimana menemukan status hukum suatu perbuatan – koleksi metodis untuk memproduksi hukum.
 Fiqh –tata cara kehidupan muslim– sumber hukum islam mengatur sesuai dengan syariah islam– ibadah, sosial masyarakat dan lingkungan – tentang hukum islam – ada kemiripan dengan syariah – hukum yang bersifat mengikat atau membatasi --
Fiqh
1. Perbuatan, perkataan dan tindakan mukallaf yang berkaitan dengan Allah.
2. Perbuatan, perkataan dan tindakan mukallaf yang berkaitan dengan sesamanya.
3. Ibadah
4. Al-ahwalasy-syahsiyyah, hukum kekeluargaan.
5. Al- Mu`amalat al-Maliyyah, hukum kebendaan, hakmilik.
6. Al-Jinayat al-`uqubah, hukum pidana.
7. Al-ahkam al-Murafa`at, hukuma caraperadilan.
Ushul Fiqh
1. Membicarakan dan menyelidiki tentang keadaan dalil-dalil syar`I serta menyelidiki pula bagaimana caranya dalil-dalil tersebut menunjukkan hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf.
2. Hukum,hakim, al-mahkum `alaih (mukallaf, subyek), al-mahkumfih (perbuatan mukallaf, obyek).
3. Sumber-sumber hukum
4. Metode istinbat hukum/mengeluarkan
5. Ijtihad, syarat-syarat, metode, dll.

Fiqh Adalah Persoalan Ijtihadi
1. Ijtihadi mengindikasikan mungkin salah tapi mungkin juga benar.
2. Ijtihadi mengindikasikan adanya proses mencari kebenaran dengan bingkai syari`ah (aqidah dan akhlaq)
3. Adanya jaminan perolehan point bagi yang melakukannya. (lihat hadis)
4. Hasil ijtihad bukan kitab suci.

»»  Baca Selengkapnya...

الصلاة

الصلاة هي يوجه الله للعبادة في شكل الأقوال و الأفعال التي تبدأ بتكبر و تأخر بالسلام

شروط الصلاة
 الشرط الأول: الإسلام، وضده الكفر
 الثاني: العقل، وضده الجنون، والمجنون مرفوع عنه القلم حتى يفيق، والدليل حديث: (( رفع القلم عن ثلاثة، النائم حتى يستيقظ، والمجنون حتى يفيق، والصغير حتى يبلغ))
 الثالث: التمييز، وضده الصغر، وحدّه سبع سنين، ثم يؤمر بالصلاة لقوله *: (( مروا أبناءكم بالصلاة لسبع، واضربوهم عليها لعشر، وفرّقوا بينهم في المضاجع
 الشرط الرابع: رفع الحدث
 الشرط الخامس: إزالة النجاسة من ثلاث، من البدن والثوب، والبقعة، والدليل قوله تعالى:
{ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
 الشرط السادس: ستر العورة, وحد عورة الرجل من السرّة إلى الركبة, والأمة كذلك، والحرة كلها عورة إلاّ وجهها
 الشرط السابع: دخول الوقت، والدليل من السّنّة حديث جبريل عليه السلام أنه أمّ النبي * في أول الوقت وفي آخره فقال: (( يا محمد الصلاة بين هذين الوقتين )) وقوله تعالى { إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا } [النساء:103
 الشرط الثامن: استقبال القبلة، والدليل قوله تعالى: { قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ } [البقرة:144]
 النية، ومحلها القلب والتلفظ بها بدعة، والدليل حديث: (( إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرىء ما نوى))


أركان الصلاة
وأركان الصلاة أربعة عشر: القيام مع القدرة، وتكبيرة الإحرام، وقراءة الفاتحة، والركوع، والرفع منه، والسجود على الأعضاء السبعة، والاعتدال منه، والجلسة بين السجدتين، والطمأنينة في جميع الأركان، والترتيب، والتشهد الأخير، والجلوس له، والصلاة على النبي، والتسليمتان .

الركن الأول: القيام مع القدرة، والدليل قوله تعالى: حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ (238) البقرة:238
يجب في صلاة الفرض أن يصلي المرء قائماً إذا كان قادراً على القيام، ومن صلى جالساً مع قدرته عليه لم تصح صلاته، ويدل لذلك حديث عمران بن حصين أن رسول الله * قال: صل قائماً فإن لم تستطع فقاعداً، فإن لم تستطع فعلى جنب. رواه البخاري (1117).


الثاني تكبيرة الإحرام، والدليل حديث:
تحريمها التكبير وتحليلها التسليم.
تكبيرة الإحرام، أول تكبيرات الصلاة، وهي في الصلاة كالإحرام في الحج والعمرة، وإنما سميت تكبيرة الإحرام لأنه يحرم على المصلي إذا دخل في صلاته بهذه التكبيرة، أمورٌ كانت حلالاً له قبل ذلك كالأكل والشرب والكلام وغير ذلك، ولهذا قال *: "تحريمها التكبير وتحليلها التسليم". رواه الترمذي وغيره عن علي وقال (3): هذا الحديث أصح شيء في هذا الباب وأحسن. وانظر إرواء الغليل (301).


وقراءة الفاتحة ركن في كل ركعة، كما في حديث: " لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب " وهي أم القرآن.
قراءة الفاتحة في كل ركعة من ركعات الصلاة واجبة على الإمام والمأموم والمنفرد، لقوله :لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب. رواه البخاري (756) ومسلم 393.

والركوع والرفع منه، والسجود على الأعضاء السبعة، والاعتدال منه، والجلسة بين السجدتين، والدليل قوله تعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا. الحج:77
عن أبي هريرة قال: بينما نحن جلوس عند النبي * إذ دخل رجل فصلى فسلم على النبي فقال: "ارجع فصل فإنك لم تصل" فعلها ثلاثاً، ثم قال: والذي بعثك بالحق نبياً، لا أحسن غير هذا، فعلمني، فقال له النبي: " إذا قمت إلى الصلاة فكبر، ثم اقرأ ما تيسر معك من القرآن، ثم اركع حتى تطمئن راكعاً، ثم ارفع حتى تعتدل قائماً، ثم اسجد حتى تطمئن ساجداً، ثم ارفع حتى تطمئن جالساً، ثم افعل ذلك في صلاتك كلها"
التشهد الذي يكون قبل السلام من كل صلاة ركن من أركان الصلاة، وهذا هو الركن الحادي عشر، والركن الثاني عشر: الجلوس له


»»  Baca Selengkapnya...

الطهارة

الطهارة
أ‌. تعريف الطهارة
معنى الطهارة بصورة اللغة هى تطهّر أو المعيفة, و معنى الطهارة بصورة الشرع هى إزالة الأخباث او الأوساخ بالماء او التراب (أرض) الطاهر بالطريقة المخصوصة

باب الطهارة صارت مبحث الأول في كل كتاب الفقه لأنها من أحد شروط صحة الصلاة, ونحن عرفنا أن الصلاة هى ركن من اركن الإسلام الثانى بعد قراءة الشهادة, ثم صارت شروط صحة الصلاة اول المبحث من الصلاة


ودليلها هو حديث من قول الرسول الذي رواه علي بن ابي طالب: و المعنى أن الطهارة هي مفتاح الصلاة هو طهارة و الصلاة هي الأمر الذى بدأ باتكبرة الاحرام يؤحر بالسلام

ب‌. تعريف النجس
النجس ضدّ الطاهر هو شيئ وسخ بصورة الشريعة( القرأن و الحديث)


أقسام النجاسة
• الجمادات
أما الجمادات فطاهرة كلها إلا و كل منتبذ مسكر

• والحيوانات
أما الحيوانات فطاهرة كلها إلا الكلب و الخنزير و ماتولد منهما او من احدهما إلا خمسة : الآدمي و السمك و الجراد ودود التفاح و كل ماليس له نفس سائلة كالذباب و الخنفساء و غيرهما

• أجزاء حيوانات
أما أجزاء حيوانات فقسمان
1. أحدهما هو ما يقطع منه وحكمه حكم الميت إلا الشعر
2. الثاني هو الرطوبات الخارجة من بطنه إلا
 أثر النجوم بعد الاستجمار بالأحجار يعفى عنه ما لم يعد يخرج
 طين الشوارع و غبار الروث في الطريق يعفى عنه مع تيقن النجاسة بقدر ما يتعذر الاحتراز عنه, وهو الذي ينسب المتلطخ به إلى تفريط أو سقطة
 ما على أسفل الخف من نجاسة لا يخلو الطريق عنها فيعفى عنه بعد الدلك للحاجة
 دم البراغث ما قلّ منه أو كثير إلا إذا جاوز حدّ العادة سواء كان في ثوبك أو ثوب غيرك فلبسته
 دم البثرات وما ينفصل منها من قيح و صديد
ج. مزال النجس
و هذا الشيئ إما جامد و إما مائع. و أما الجامد هو حجر الإستنجاء و هو مطهر تطهير تجفيف بشرط أن يكون صلبا طاهرا منشفا غير محترم و أما المائعات فلا تزال النجاسات بشسئ منها إلا الماء, ولا كل ماء يستطيع تطهيرا. و يخرج الماء عن الطهارة بأن يتغير بملاقاة النجاسة طعنه أو لونه أو ريحه. فإن لم يتغير وكان قريبا من مائتين خمسين منل- وهو خمسمائة رطل برطل العراق- وهو لم ينجس

د. كيفية إزالة النجاسة
و النجاسة إن كانت حكمية و هي التي ليس لها جرم وحسوس فيكفي إجراء الماء على جميع مواردها, و إنكانت عينية فلا بد من إزالة العين, و بقاء الطعم يدل على بقاء العين و كذا بقاء اللون إلا فيما يلتصق به فهو معفو عنه بعد الحت القرص. أما الرائحة فبقاوها يدل على بقاء العين ولا يعفى عنها إلا إذا كان الشيء له را ئحة فائحة يعسر إزالتها.

طهارة الأحداث
منها الوضوء والغسل واليتيمم ويتقدمها الا ستنجاء
آداب قضاء الحاجة:
• ينبغي أن يبعد عن أعين الناظرين
• يستتر بشيئ إن وجده
• لا يكشف عورته قبل الا نتهاءإلى موضوع الجلوس
• لا يستقبل الشمس والقمر
• لا يستقبل القبلة ولا يستقبلها إلا إذا كان في بناء
• لا يتقية الجلوس في متحدث الناس
• لا يبول في الماء الركد ولاتحت الشجرة المثمر ولا في الجحر
• لا يتقي الموضوع الصلب ومهاب الرياح في البول
• يقدم الرجل اليسرى في الدخول واليمنى في الخروج
• ولا يبول قائما

يطهر من الحاجة
• ويأخذ الحجر بيساره ويضعه على مقدم المقعدة قبل موضع النجاسة ويمره بالمسح والإدارة إلى المؤخر،
• ويأخذ الثاني ويضعه على المؤخر كذك ويمره إلى المقدمة،
• ويأخذ الثالث فيديره حو المسربة إدارة فإن عسرت الإدارة ومسح من المقدمة إلى المؤخر أجزأه،
• ثم يأخذ حجراً كبيراً بيمينه والقضيب بيساره ويمسح الحجر بقضيبه ويحرك اليسار فيمسح ثلاثاً في ثلاثة مواضع أوفى ثلاثة أحجار أو في ثلاثة مواضع من جدار إلى أن لا يرى الرطوبة في محل المسح

إستعمال الماء
بأن يفيضه باليمنى على محل النجو ويدلك باليسرى حتى لا يبقى أثر يدركه الكف بحس اللمس، ويدرك الاستقصاء فيه بالتعرض للباطن فإن ذلك منبع الوسواس، وليعلم أن كل ما لا يصل إليه الماء فهو باطن ولا يثبت حكم النجاسة للفضلات الباطنة ما لم تظهر، وكل ما هو ظاهر وثبت له حكم النجاسة فحد ظهوره أن يصل الماء إليه فيزيله ولا معنى للوسواس.

كيفية الوضوء
وبعد إنتهاء من الحاجة وجب على المرء أن يتوضأ, و الرسول لاتظهر جروج من الحمام ألا بعد إنتهاء من الوضوء و يبدأ بالسواك
فرض الوضوء
• النية
• غسل الوجه
• غسل اليدين إلى المافقين
• مسح ما ينطلق عليه الاسم من الرأس
• غسل الرجلين إلى الكعبين
• ترتيب

كيفية السواك
أن يستاك بخشب الأراك أو غيره من قضبان الأشجار مما يخشن ويزيل القلح ويستاك عرضاً وطولاً وإن اقتصر فعرضاً. ويستحب السواك عند كل صلاة وعند كل وضوء وإن لم يصل عقيبه وعند تغير النكهة بالنوم أو طول الأزم أو كل ما تكره رائحته

أفضيلة الوضوء
احدها " من توضأ فأحسن الوضوء و صلى ركعتين لم يحدث نفسه فيهما بشيئ من الدنيا خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمه"

كيفية الغسل
فرائض الغسل
• النية
• واستعاب البدن بالغسل
سنة الغسل
• يضع الإناء في اليمين
• قراءة بسم الله
• ويغسل اليد ثلاث مرات
• إزالة النجاسة من الجسم
• يتوضأ
• يصيب الماء على الرأس ثلاث مرات
• ثم شقة الأيمن ثلاثا و شقة الأيسر ثلاثا
• يدلك ما أقبل من البدن و ما أدبر
• و يخلل شعر الرأس و اللحية
• و يتعهد معاطف البدن
• لا يمس ذكره في أثناء ذلك
و الغسل الواجب بأربعة
• بخروج المني
• و التقاء الختانين
• والحيض
• و النفاس

تعريف التيمم
التيمم هو غسل الوجه و اليدين بالتراب الطاهر, دات اليوم التيمم يبدل الوضوء بابشروط المخصوصة.


»»  Baca Selengkapnya...

Foto perjalanan










»»  Baca Selengkapnya...

Postingan Populer

 
 
 
Blue Wings - Handwriting
 
Copyright © GAPURA NEWS